Jumat, 19 April 2019

Pantai Kuta Mandalika


Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang baru-saja diresmikan operasionalnya oleh Presiden Joko Widodo ini merupakan salah satu dari sebelas KEK yang tersebar dari ujung barat hingga wilayah timur Indonesja. Posisi KEK Mandalika terbilang sangat strategis berada di
Kabupaten Lombok Tengah di Pulau Lombok. Berjarak 30 menit dari Bandara Internasional Lombok, Praya, dan terbentang sepanjang 14,6 km mulai dari Pantai Mandalika, Pantai Seger, hingga Pantai Tanjung Aan. Kawasan KEK Mandalika akan memiliki 10.000 kamar hotel, sirkuit balap Moto GP kelas dunia, serta convention center. Jadi wisatawan datang kesini dalam kunjungan bisnisnya dapat bersenang-senang, menikmati alamnya yang indah dan berolahraga, di sela waktu yang ada.
Yang lebih dulu dikenal di Lombok tentunya adalah Pantai Senggigi di Lombok Barat. Seiring waktu dan perluasan pembangunan maka tak pelak lagi Lombok Tengah akan menjadi tujuan wisata favorit dan ikonnya tentu saja kawasan KEK Mandalika. Nah, saya ingin cerita sedikit tentang sepotong pantai di Kawasan KEK Mandalika, yaitu Pantai Mandalika. Pantai Mandalika ini sepuluh tahun lalu dikenal sebagai Kuta Lombok karena lokasinya di Desa Kuta. Untuk melepaskan diri dari bayang-bayang Kuta Bali maka mulai disosialisaikan perubahan nama menjadi Mandalika. Pantai ini juga berbalut kisah legenda Puteri Mandalika yang menerjunkan dirinya ke laut dan konon dipercaya menjelma menjadi cacing laut yang disebut Nyale. Dan cacing-cacing ini muncul setahun sekali di Pantai Mandalika pada saat tertentu dan dijadikan hidangan yang lezat. Hari-hari munculnya Nyale dari laut selalu disambut meriah oleh ribuan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Pantai Kuta Mandalika
Hotel tempat kami menginap berada di perkampungan, diantara rimbun batang-batang bambu. Menjorok masuk ke dalam melalui jalan tanah, jauh dari jalan raya. Kalau malam hari gelap tanpa lampu jalan, penerangan remang-remang hanya dari rumah penduduk dan hotel-hotel yang ada di sekitar. Ternyata memang banyak sekali hotel disini. Katanya sih justru bule-bule senang tinggal di tempat seperti ini menyatu dengan rumah-rumah penduduk, dengan suasana yang sangat natural. Boleh jadi kamar hotel yang kami tempati merupakan salah satu kamar dari 10.000 kamar hotel yang tersedia di KEK Mandalika.
Pagi itu, kami ingin menyaksikan matahari terbit di Pantai Mandalika. Pihak hotel menyatakan bahwa lokasinya hanya 10 menit jalan kaki ke pantai. Tetapi, saya tidak yakin karena lokasi hotel yang masuk ke dalam, karena itu kami keluar kamar ketika hari masih gelap, pagarpun masih terkunci. Setelah membangunkan penjaga untuk membukakan pintu kami berjalan keluar menuju pantai. Dan apa yang terjadi kemudian? Tiga ekor anjing menggonggong kami bersahut-sahutan, memecah keheningan di pagi senyap. Untungnya anjing tidak mendekat, hanya menggonggong saja. Dengan setengah menahan rasa takut, kami terus melangkah tenang. Mendekati jalan raya, gonggongan tak terdengar lagi.

Pagi di Kuta Mandalika
Di jalan raya suasana masih sepi. Toko-toko dengan desain menarik berjajar di pinggir jalan untuk memanjakan para turis. Ada toko perlengkapan surfing, kafe untuk nongkrong sambil makan dan minum, dan banyak lagi. Kami tak tahu arah. Kata bapak yang kami tanya, ‘ikuti saja anak-anak itu, mereka juga mau ke pantai’, katanya menunjuk serombongan anak seumur sekolah dasar, dan kamipun mengikuti mereka. Setidaknya kami perlu waktu 30 menit untuk tiba di pantai. Hari menjelang terang. Anak-anak semakin ramai berdatangan dan bermain-main di pantai. Tampaknya anak-anak dari perkampungan yang tidak jauh dari pantai. Oh ya, saat itu hari Minggu, mereka sedang libur sekolah dan mereka menikmati liburan dengan bermain di pantai. Pantai ini adalah milik mereka, tempat mereka bermain dengan riang gembira, mendaki bukit, mencari biota laut di antara terumbu karang dan tanaman ganggang ataupun bermain pasir. Pantai ini memang terbuka seperti Kuta Bali, jadi siapa saja boleh datang tanpa dipungut tarif masuk.

Pagi hari di pantai yang indah
Yang membedakan Pantai Mandalika dengan umunya pantai lain adalah pasir pantainya. Pasir pantai yang putih bersih dengan tekstur membundar hingga terkadang dijumpai ukuran sebesar butiran merica seperti juga dijumpai di Pantai Tanjung Aan. Pasir merica ini terbentuk dari fosil foraminifera. Foraminifera adalah organisme bersel tunggal yang bercangkang yang hidup di lingkungan air terutama di laut. Organisme ini hidup dari ganggang yang hidup di sekitar terumbu karang. Cangkang mikroorganisma yang telah mati akan tersapu ombak dan terdampar di pantai dan terakumulasi secara melimpah membentuk pasir putih. Wisatawan yang pernah mampir kesini pasti membicarakan keunikan pasir pantainya. Bahkan tak jarang membawanya pulang sebagai souvenir.

Pebukitan Pantai Kuta Mandalika
Pesona yang memikat lainnya, selain keunikan butiran pasir adalah airnya yang jernih berwarna biru toska dengan ombak yang mengalun tenang. Pada saat permukaan air laut di pantai surut, akan terlihat tumbuhan ganggang laut, beserta biota laut lainnya seperti bintang laut, teripang serta terumbu karang. Biota laut ini mengundang minat anak-anak untuk bermain-main di antara bebatuan karang. Di sekitar pantai di jumpai bukit-bukit kecil bervegetasi rendah yang mudah didaki oleh anak-anak. Mereka lalu duduk di atas bukit memandang ke arah laut. Dapat dimengerti jika anak-anak senang bermain disini.

Bermain di pasir
Di siang hari terasa menyengat di bawah matahari Lombok yang panas terik. Beberapa pepohonan yang ditanam pada saatnya akan menjadi rindang untuk meneduhkan kawasan. Telah tersedia pelataran yang luas dimana anak-anak dapat bermain skateboard, dengan ditambah bangku-bangku untuk duduk sambil memandang laut biru, serta lampu penerangan di kala malam. Tak jauh dari lokasi di bangun sebuah masjid besar, beachwalk juga telah kian rapi, area parkir yang luas, serta warung penjaja makanan dan minuman turut mendukung pariwisata. Keindahan pantai, keunikan pasir, dan karakteristik khas pesona pantai tropis dengan terumbu karang serta aneka biota laut, sinar matahari pagi yang hangat untuk berjemur serta kemunculan Nyale setiap tahunnya, menjadi daya tarik kuat Pantai Mandalika bagi wisatawan mancanegara.
Perlu penyuluhan untuk mengingatkan wisatawan serta masyarakat lokal terutama anak-anak yang sering bermain disana, agar menjaga lingkungan dengan menjaga pantai agar selalu bersih serta tidak mengganggu kehidupan terumbu karang. Karena perlu diketahui adanya kaitan erat antara keberadaan pasir putih yang unik dengan terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai. Jika terumbu karang dirusak maka keberadaan pasir putih juga turut menghilang.
sumber: https://traveler.id/pantai-kuta-mandalika-daerah-wisata-baru-di-pulau-lombok-yang-jadi-favorit/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar